Selesai aku mandi, kami semua memulai
perjalanan menikmati Singapura di malam hari. Tapi karna aku dan Lena tengah
malam akan berangkat ke Kuala Lumpur (KL) jadi kami hanya ikut jalan-jalan
hingga Merlion Park.
Setelah berjalan cukup jauh dari
stasiun MRT (lupa namanya) melewati Hotel Fullerton, tibalah kami di sebuah
jembatan besar, dekat dengan patung Raffles. Senja hari di tempat ini sungguh
romantis, sambil memandangi Esplanade yang megah dan lampu-lampu di seberang
sungai, cantik sekali. Yang tidak boleh dilewatkan adalah membeli es krim one
dollar, tapi kemarin sudah naik jadi two dollar. Es krim biasa sih, tapi besar
dan tebel, lalu bisa dipilih mau dikepit waffer besar atau roti tawar. Tapi aku
memilih dengan waffer. Yummy banget...gak rugi deh bayar 2 dollar, dan ternyata
yang jualan orang Medan keturunan chinese.
Setelah puas dengan makan es krim
dan foto-foto, kami pergi menuju Merlion Park, tempat yang wajib dikunjungi
bagi siapa saja yang datang ke Singapura. Ternyata klo malam tuh indah banget!
Anginnya lumayan kencang saat itu, dan kadang agak gerimis, tapi tidak membuat
orang-orang surut dari tempat itu. Mereka justru sangat menikmati keindahan
pemandangan Esplanade dan Marina Bay (kapal besar di atas gedung) Sungguh
cantik permainan lampunya, dan saat itu sedang ada pertunjukan, jadi musiknya
tuh terbawa hingga ke tempat kami.
Dan jika kita mau menyusuri
sungai di Singapura, ada River Cruise disitu, tapi cukup mahal harga tiketnya.
Didekat Merlion, di sepanjang sungai ada restoran romantis sekali. Sungguh, untuk
yang berbulan madu, ke Singapura bukanlah pilihan yang salah. Banyak
pemandangan yang membuat aku iri, sepertinya tempat ini memang untuk pasangan
atau keluarga.
Karna jam sudah menunjukkan pukul
21.00, dan kami belum membeli tiket bus ke KL, maka aku dan Lena pergi duluan. Kami
akan memulai petualangan kami berdua. Memang awalnya tidak ada rencana ke
Malaysia, tapi setelah dipikir-pikir 4 hari di Singapura saja kok spertinya
kurang afdol, maka dipikir Sekali Dayung Dua Tiga Pulau Terlampaui...kenapa gak
sekalian aja? Dan akhirnya kami memutuskan untuk pergi ke Malaysia malam itu.
Terminal bus ada di Golden Miles,
karna kami tidak tahu ada dimana tepatnya, maka kami naik MRT hingga stasiun
terdekat. Lalu kami mencoba jalan kaki, dan kami lihat banyak bus-bus yang
sudah kami pelajari adalah bus menuju Malaysia. Saat kami bertanya ternyata,
terminalnya masih cukup jauh, tapi kami paksakan jalan kaki saja, karna memang
tidak ada angkot menuju sana dan sangat aman kok untuk jalan kaki di Singapura
bukan seperti di Jakarta.
Akhirnya kami tiba juga di Golden
Miles. Ternyata terminal ini seperti agen-agen bus di Jakarta. Banyak sekali
pilihan bus-bus untuk ke KL dan kita bisa memilihnya dari yang paling murah
sampai mahal. Dan kami langsung beli yang tengah-tengah harganya, namanya Star
Mart. Saat itu baru pukul 22.00. Kami harus menunggu hingga pukul 23.59 untuk
berangkat ke KL. Mau gak mau kami harus menunggu disitu. Sungguh ramai sekali
orang. Ada yang menunggu sambil makan disitu, ada yang sambil tertidur di
tangga mall. Jadi, Golden Miles ini seperti Pasar Jatinegaranya gitu deh...dan
saat aku ke toilet untuk lepas softlens karna ini adalah perjalanan malam, dan
sungguh terkejut aku bahwa toiletnya kotor banget! Inilah sisi Singapura yang
kotor. Dari sejak aku tiba, semua kulihat bersih, hingga ke toilet umumnya,
bahkan di hostel kamipun bersih. Ternyata ada juga ya Singapura yang jorok.
Tapi karna terpaksa aku harus menahan-nahannya, dan bayar 20 sen
lagi...hadeeehhh!! Banyak orang mabuk, dan tempatnya memang satu lokasi dengan
Night Club. Benar-benar malam mengerikan.
Akhirnya bus kamipun tiba.
Sopirnya orang Melayu sepertinya. Busnya bagus, interiornya boleh lha. Tempat
duduknya enak, cukup nyaman untuk tidur. Acnya dingin, dingin banget. Jalannya
pun cepat, tapi sayang sopirnya galak, memperlakukan kami sudah seperti TKW.
Ampun deh...!
Kami menempuh perjalanan 5 jam
dari Singapura menuju Kuala Lumpur. Kurang lebih 1 jam berjalan, kami berhenti
di imigrasi Singapura. Kami dibangunkan untuk turun melapor. Sementara itu bus
kami menunggu. Dan karna ini adalah pengalaman kami melapor di imigrasi, kami
tidak tahu barisan mana untuk kami, maka kami hanya mengikuti orang depan kami,
ternyata salah antrian. Akhirnya waktu lebih panjang, dan kami rupanya adalah
orang terakhir yang di tunggu di bus. Lalu tidak jauh dari situ, kami harus
turun sambil membawa semua barang bawaan kami untuk lapor imigrasi Malaysia
untuk mendapat visa masuk Malaysia. Kami semua berlomba-lomba untuk cepat
melapor dan kembali ke bus. Sekarang kami tidak bingung lagi. Selesai sudah
scan barang dan sebagainya, kamipun kembali ke bus dan tidur sambil menanti
tiba di Kuala Lumpur.
Waktu menunjukkan pukul 05.00 dan
kami dibangunkan jika kami ingin turun di Terminal Bus Puduraya. Kami kaget
karna tidak masuk ke terminal, sementara kami masih terbengong-bengong, ragu
untuk turun, sopir bus yang galak itu sudah memaksa kami untuk turun. Karna bus
ini akan berlanjut ke Penang.
Akhirnya mau gak mau kami turun.
Dan dengan bingung mencari dimana Puduraya itu? Mau bertanya tidak ada orang,
karna memang masih subuh sekali. Sekali kami bertanya pada petugas hotel besar
dekat situ, tapi mereka gak tahu. Aneh deh. Sementara itu kami berada di depan
Mall Berjaya Square dan gak tahu mau kemana. Tapi akhirnya kami melihat peta
lagi dan membaca sendiri arahnya, ketemu juga akhirnya, tapi terminalnya masih
tutup. Yah..aku kira seperti Terminal Rambutan di Jakarta 24 jam, ternyata
disini terminal tutup juga dan baru buka pukul 08.00. Alamak. Ya udah mau gak
mau deh harus menunggu sampai buka, karna kami mau membeli tiket ke Genting
Highland. Ada beberapa orang yang duduk di tangga terminal, tapi kami ingin
mencari tempat lain, karna terminalnya keliatannya kok jorok ya gak sebagus di
Singapura. Dan kami melihat Sevel alias Seven Eleven. Wah seneng banget kami,
sudah kebayang deh cappucino panasnya, tapi ternyata saat kami tiba disana,
tidak ada meja dan kursi seperti di Jakarta. Sevel itu hanya seperti toserba
kecil saja. Berarti Sevel di Jakarta tuh
paling bagus. Langsung pupus harapan deh, tapi sebelahnya ada Kentucky Fried
Chicken...puji Tuhan. Akhirnya diberikan tempat terbaik lha. Kami mampir dan
beli sarapan dan kopi. Aneh sekali, merk sama tapi kok rasa produknya beda ya? Ayamnya
beda, burgernya beda, menunya juga beda, apalagi kopinya aneh. Memang ya klo
sudah seperti ini teringat Jakarta, rasa makanannya jauuuhhh lebih enak. Tapi
mau gak mau deh, minimal hingga terminal dibuka. Sementara itu, aku ke toilet
untuk cuci muka, pasang softlens, dan bersih-bersih karna gak bisa mandi. Dan sekali
lagi aku harus kecewa terhadap Malaysia, jorok banget toiletnya! Padahal punya
Kentucky Fried Chicken gitu lhooo...tapi sekali lagi memang benar ya, kita bisa
menjadi kuat kalo sudah terpaksa. Kebayang deh aroma toilet dan minyak wangiku
campur aduk.
Puji Tuhan semua dapat
ditanggulangi, kalau diingat sekarang jadi lucu juga ya, seperti petualangan
aja. Selesai bersih-bersih tidak ada yang dapat kami lakukan selain menunggu
sambil menyesap kopi pahit yang aneh rasanya ini dan sambil memperhatikan tamu
lain yang ternyata memiliki nasib yang sama dengan kami, menunggu terminal
dibuka.
(BERSAMBUNG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar