Rabu, 01 Januari 2014

THE BEST MOMENT IN 2013 ( JAKARTA-SINGAPURA-KUALA LUMPUR)



 FIRST DAY

Tahun 2013 sudah berakhir, banyak hal yg dapat dikenang pada tahun yang lalu, salah satunya sebuah perjalananku ke Singapura dan Malaysia. Mungkin bagi sebagian besar orang, kedua tempat ini bukanlah suatu tempat yang luar biasa banget, karna selain masih dekat dengan Indonesia dan masih dalam ruang lingkup Asia. Tapi bagi aku pribadi, perjalanan ini sungguh menakjubkan dan tidak terlupakan.

Jika orang-orang biasanya memakai jasa tur, tapi aku dan 6 temanku memilih untuk pergi sendiri. Kami yang berangkat ada 6 orang, ditambah 1 keluarga, total kami semua 10 orang termasuk 2 anak-anak. Bisa dibayangkan betapa ramainya. Perjalanan kami dimulai dari tanggal 13 Sept – 16 Sept 2013.

Aku dan temanku Lena berangkat ke Bandara Soetta jam 04.30 pagi untuk mengejar pesawat 09.45 dengan maskapai Tiger Airways. Sungguh suatu perjalanan yang menggairahkan bagiku. Tapi aku melihat Lena kurang bergairah. Apa karna masih pagi banget, entahlah. Salah satu yang membuatku melihat dia kurang bergairah adalah Lena ada seorang fotografer, dia suka fotografi dan tidak mungkin momen seperti ini dilewatkan begitu saja tanpa membawa seperangkat alat kameranya. Dan betapa kagetnya aku saat dia memang tidak membawa kameranya. Tapi aku tidak  begitu memusingkan karna masih ada kamera digital.

Tiba di Bandara jam 07.00. Kita harus check in satu jam sebelumnya. Pagi itu bandara sudah ramai, sudah mulai terlihat antrian. Dan saat kami dengan percaya diri turun di Terminal 3, dan memasuki barisan antrian, tiba-tiba seorang petugas entah darimana menghampiri kami dan bertanya tentang tiket kami. Ternyata kami melakukan kesalahan, seharusnya kami turun di Terminal 2. Apa daya kami langsung naik bus gratis bandara ke terminal 2. Kami bersyukur pria itu datang tiba-tiba entah darimana, mungkin dia adalah malaikat yang diutus Tuhan...:)

Setelah cek in, kami menunggu teman-teman lain yang belum tiba. Tiger Airways adalah maskapai yang tepat waktu, aku suka naik pesawat ini, tidak ada delay sama sekali. Dan harganyapun lebih murah. Petugasnya lumayan ramah, walau tidak ada yang dari Indonesia. Tapi sejauh ini baik.

Setiba di Changi Airport, hal pertama yang kami lakukan adalah mengambil air putih yang didapatkan dari keran yang ada disitu. Air di Singapura, sangat bersih dan terjamin jika kita meminumnya langsung dari keran, beda dengan di Indonesia. Setelah mengisi amunisi air minum sesuai dengan botol minum yang sudah dibawa oleh masing-masing, maka kamipun ke ruang tunggu. Kami masih harus menunggu satu keluarga dalam rombongan kami yang pesawatnya belum tiba. Sambil menunggu aku menjelajah bandara, pertama kali memakai jasa internet gratis yang disediakan oleh pihak bandara. Ada 5 PC klo tidak salah hitung, dia berbetuk lingkaran, dan kita bisa menggunakan internet gratis dengan waktu yang diberikan 10 menit. Klo sudah habis, harus dari ulang lagi. Cara ini baik agar yang lain dapat menggunakan juga. Hal yang lupa aku persiapkan adalah kartu telepon. Aku lupa klo harus mengganti kartu telpon. Kebetulan providerku sangat mahal jika digunakan di Singapura. Sehingga, praktis selama aku berada disana tidak bisa menggunakan handphoneku untuk internet. Untuk sms ke Indonesia saja Rp.5000 sekali kirim. Apalagi untuk telpon, sudah tidak mungkin. Akhirnya aku hanya memanfaatkan internet yang ada.

Akhirnya yang ditunggu tiba juga, tidak terasa sudah jam 3 sore, kami sangat lapar dan cukup bosan untuk menunggu. Langsung saja menuju Hostel. Kami memutuskan menggunakan jasa MRT. Ini adalah pertamakalinya aku naik MRT. Sudah sering dengar, liat tapi belum merasakan. Karna kami hanya pergi untuk sekali jalan, maka kami membeli tiket MRT sekali jalan melalui mesin-mesin yang sudah tersedia. Tidak membingungkan caranya, karna ada petunjuk jelas dalam bahasa Indonesia dan Melayu.  Harga tiket kurang lebih 2 dollar singapur. Dan kami memiliki duit 10 dollar, kami kira seperti disini kita akan menerima kembalian. Ternyata uang kami ditolak, saat kami bertanya pada bantuan di mesin, ternyata uang yang harus kami masukkan maksimal 5 dollar, diatas itu dia tidak mau menerima. Untunglah Lena memiliki uang 5 dollar.

MRT adalah kereta bawah tanah yang cepat sekali. Sungguh-sungguh mengandalkan mesin, karna sama sekali tidak ada masinis, semuanya otomatis, bahkan pintu keretanya. Uniknya, pintu masuknya ada 2. Pertama pintu untuk rel, kedua baru pintu keretanya. Pintu masuknya banyak, keretanya panjang, dan waktu yang diberikan untuk masuk tidak lama. Begitu banyak orang, sama seperti di Jakarta naik Trans Jakarta, tapi kok anehnya semua tertib. Tidak ada yang mendorong-dorong, semua berdiri di antrian. Saat masuk didalam keretapun, tidak ada yang aneh-aneh, semua tertib berdiri, kalaupun harus berdesak-desakkan mereka tetap tertib. Mungkin karna didalam kereta dipasang CCTV, makanya tidak ada yang berani melakukan hal bodoh. Lena sempat lalai. Dia tidak tahu klo tidak boleh makan/minum didalam kereta tersebut. Dia sempat minum. Untunglah tidak ketahuan.
Tapi sempat juga sih ada kejadian sekali, dimana pintu kereta sudah mau ditutup, ada yang memaksakan untuk masuk, akhirnya dia terjepit, tapi untung dia berhasil diselamatkan. Setelah itu, langsung diumumkan didalam kereta agar tidak ada yang memaksakan untuk masuk kereta disaat sudah berbunyi tanda pintu akan ditutup. Dan langsung diumumkan dengan berbagai bahasa. Karna Singapura adalah dimana berkumpulnya banyak bangsa dan bahasa. Sungguh kagum melihat cepatnya petugas bertindak. Walaupun hanya dikendalikan mesin, ternyata selalu dipantau.

Dalam stasiun MRT juga sangat menarik. Bukan hanya untuk sekedar naik/turun kereta, tapi banyak juga toko-toko yang menjual barang-barang. Sehingga membuat kita tidak bosan saat menyusuri stasiun tersebut. Jujur aku betah di stasiun atau di dalam MRT. Karna aku bisa melihat banyak macam-macam orang, yang wanita modis-modis dan berani dalam berpakaian. Yang pria rapi-rapi juga. Kebanyakan sih pendatang, atau bule. Keren-keren abis deh! Gak bosen-bosen melihat mereka berlalu lalang, kadang seperti melihat fashion show. Dan serunya lagi saat mereka turun kereta berpapasan dengan kita yang naik, semua tertib tidak ada yang menyelak.

Keluar dari MRT, kami menuju Bugis Junction, adalah sebuah mall yang tidak terlalu besar, tapi didalamnya ada tempat makan seperti food court. Begitu banyak makanan, dan murah-murah. Lucunya disini, aku selalu menggunakan bahasa Inggris awalnya, lalu selanjutnya tiba-tiba bahasa Indonesia, dan mereka mengerti. Pernah juga kami ketemu dengan seorang ibu-ibu, aku kira orang Malaysia, ternyata orang Medan. Banyak orang Medan yang bekerja di Singapura.

Baiklah, saatnya makan. Karna belum tahu jenis makanan yang enak, dan lagi ini adalah awal perjalanan, tidak baik membuang duit untuk makan mahal di awal perjalanan, maka aku hanya memilih makanan yang praktis tapi kenyang juga. Cukup 2.80 dollar, sudah dapat nasi, lauk 1 macam bebas dan sayur 1 macam. Sedangkan minum masih ada stok dari bandara. Untungnya sih aku pribadi, jika sedang dalam perjalanan seperti ini tidak terlalu lapar, makan sekedarnya. Paling yang menarik buatku adalah saat mencoba makanan khas daerah/negara yang kukunjungi itu saja. Klo untuk makan pagi, siang atau malam hanya sekedarnya saja. Tidak dengan Lena. Aneh juga, dia selalu lapar...:)

Selesai makan, kami cukup berjalan kaki sambil menarik koper kami menuju Hostel. Saat kami berjalan, disitulah aku baru melihat Kota Singapura. Bersih sekali! Bener-bener tidak ada bungkus permenpun, semuanya bersih total. Sangat berbeda dengan kota tercinta Jakarta. Dan jalananpun kosong, cukup ramai tapi tidak semrawut Jakarta. Saat kami ingin menyebrangpun harus ada waktunya. Kami tinggal menekan tombol menyebrang, maka kami diberikan waktu 60 detik untuk menyebrang. Dan takjubnya lagi, semua mobil berhenti. Bisa dibayangkan jika diberlakukan disini, bakal ada motor atau mobil yang tetap melaju walau sedang banyak orang menyebrang. Benar-benar disiplin sekali warga Singapura ini.

Akhirnya kami tiba di Hostel. Masuk kamar dan beres-beres sebentar. Satu ruang ada 6 tempat tidur bertingkat. Dan kami sekamar bersama orang lain juga. Tapi ada loker disediakan untuk barang bawaan kita, namun kita harus menyiapkan gembok untuk loker kita. Aku paling gak tahan untuk tidak mandi. Maka akupun mandi keramas, dan barulah kami siap-siap untuk memulai perjalanan kami menyusuri kota Singapura di malam hari.
(BERSAMBUNG)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar