Sudah memasuki pertengahan Januari 2013, aku mengucap syukur
untuk Tuhan yang sudah baik kepadaku. Mungkin cerita ini agak terlambat, tapi
tidak pernah basi. Segala sesuatu yang baik tidak pernah basi untuk dibagikan.
Bertahun-tahun aku slalu mendoakan Natal yang spesial,
bersama orang yang spesial. Bagiku ada beberapa momen yg spesial yaitu :
Valentine, Ulangtahunku, Malam Natal dan Malam Tahun Baru. Emang agak sedikit
lebay sih, tapi memang momen-momen ini yang slalu aku doakan selama bertahun-tahun,
tapi belum pernah terwujud.
Aku mengenalnya di awal Agustus, untuk suatu event di
kantor. Selama ini aku sudah sering melihatnya tapi tidak pernah mengenalnya.
Tidak ada yang menarik darinya, tapi saat mendengarkan dia bernyanyi, hatiku
tersentuh. Mungkin karna suaranya yang merdu membuatku tergerak untuk
mengenalnya lebih jauh. Dia, sebut saja AR. Semakin aku mengenalnya, semakin
menarik. Semua orang memang tidak terlalu tertarik untuk bergaul dengannya,
karna dia tuh cupu, cuek banget klo bukan karna dia kenal banget orang itu dia
gak akan negor. Terkesan cuek itulah yang suka membuat semua orang males untuk
berteman dengannya, kecuali diriku.
Beberapa bulan yang lalu di 2012, aku tiba-tiba ingin
kembali beribadah di gereja bethel. Selama ini kalau gak di gereja mainstream
atau gak ke gereja sama sekali. Tidak tahu mengapa tiba-tiba ingin kembali,
awalnya kukira karna Leo, temenku waktu di pelayanan youth gereja bethel 10thn
yg lalu, tiba-tiba nongol pas di hari ulangtahunku. Dan sempat awalnya aku
mengira mungkin dialah dari Tuhan, karna aku slalu berdoa bahwa Tuhan akan
mengirimkan pria spesial itu ke rumahku. Tapi ternyata, semakin kesini semua
dijawab BUKAN oleh Tuhan.
Barulah saat aku mengenal AR, ternyata dia adalah seorang
worship leader di sebuah gereja bethel lebak bulus. Aku sangat takjub dan
tiba-tiba teringat dengan doaku 15thn yg lalu. Bahwa aku memimpikan,
mengharapkan Tuhan memberikanku seorang pasangan yang adalah seorang worship
leader/pemusik dan kami akan sama-sama melayani. Semua harapan ini dikarenakan
saat aku menghadiri sebuah kebaktian di gereja bethel senayan dan saat aku
melihat sepasang suami istri dimana suaminya worship leader, istrinya pianis.
Hatiku tersentuh melihat pemandangan itu.
Tidak pernah terpikirkan untuk menjadi dekat dengan AR. Oleh
sebab umurnya yang jauh dibawahku 6 tahun. Sebelumnya aku pernah
dekat orang yang lebih muda juga 4 tahun dibawahku. Entah kenapa aku selalu
dekat dengan pria yang lebih muda dariku. Apa karna ruang lingkupku yang lebih
banyak brondong-nya, atau karna
memang aku lebih cocok dengan mereka ketimbang yang lebih tua? Tapi bagiku sih
mereka walaupun lebih muda ternyata tidak menjamin kalau mereka tidak dewasa.
Dewasa bukan hanya karna umur lebih tua. Dan aku melihat AR sangat dewasa, melebihi
diriku. Dia bisa memimpinku, bisa menjadi mentor dan walaupun dia ternyata
orang yang bawel, tapi dia baik dan perhatian. Dan yang paling utama dia orang
yang bertanggungjawab. Sungguh berbeda dengan pria yang sebelumnya yang pernah
deket denganku.
Pernah kami pergi berdua dan pulang agak malam, dia
mengantarkanku pulang. Biasanya teman-temanku yang mengantarku pulang hanya
sekedar men-drop lalu langsung capcus pulang. Tapi hal yang menarik
yang aku alami bersama AR adalah saat dia turun dari motor dan bilang ingin
bertemu dengan kakakku. Wow! Aku kaget akan sikapnya. Sikap yang belum pernah
aku alami selama ini dari seorang pria. Dan saat dia bertemu dengan kakakku,
ternyata dia hanya ingin menyampaikan,”Malam Tante, maaf terlalu malam
mengantarkan desi pulang.” Seketika kakakku hanya menengok sekilas curiga padaku
dengan pandangan bertanya-tanya,”Ini siapa?” lalu padanya dan berbasa-basi
sejenak. Seketika aku merasa malu untuk mengenalkannya. Sudah lama aku tidak
pernah merasakan hal ini. Ada rasa bangga, sukacita, walaupun mungkin hal itu
biasa untuk AR, tapi bagiku ini luar biasa.
Pertama kali kami pergi bareng adalah di pernikahan
sahabatku. Aku tuh yang bingung mau ajak siapa dan kebetulan waktunya siang
hari, jadi aku mengajaknya. Karna dia tugas luar, jadi lebih mudah mengajaknya.
Saat di pesta, ada rasa sukacita karna datang dengan pria, karna biasanya kalau
aku ke pesta itu kalau gak dengan teman wanitaku atau sendirian, lebih parah
lagi pernah aku datang dengan kakakku..fiuh! Tapi aku gak berani mengenalkannya
sama temen-temenku, karna aku takut disalahartikan sama temen-temenku. Mungkin
karna dia tidak setampan yang aku harapkan untuk dikenalkan ke
orang-orang..duh, terkadang aku merasa jahat sekali. Tapi temen-temenku gak
peduli, dikenalkan atau tidak mereka tetep menganggap dialah pasanganku.
Demikianlah kami, dari satu pertemuan ke pertemuan yang
lain. Hingga kami menjadi sedekat ini. Awal Desember 2012, tiba-tiba aku
dikenalkan dengan seorang pria oleh sepupuku. Sudah pasti orang kaya, mapan,
mantap deh, usianya lebih tua dariku, tapi secara fisik aku tidak tertarik
padanya waktu melihatnya di FB. Tapi saat AP, lelaki ini datang ke kantorku
untuk bertemu dan lunch bareng, aku
mengiyakan dan ingin mengenalnya. Pagi harinya, aku merasa takut tiba-tiba, aku
bicara dengan sahabatku tentang ketakutanku. Hal konyol sih saat aku takut jika
AP cocok denganku dan jadian, dan yang kutakutkan lagi adalah artinya aku harus
melepaskan AR, padahal aku sudah terlanjur mulai suka dengannya. Tiba-tiba aku
takut akan suatu ikatan. Mungkin karna aku belum mengenal AP sebaik AR. Dan
sahabatku tentu saja lebih menganjurkanku untuk memilih AP yang sudah mapan.
Tapi akhirnya aku mencoba menyerahkan segalanya padaNya. Aku adalah orang yang
gak bisa berbohong. Wajahku sangat ekspresif. Kelihatan banget suka dan
tidaknya. Saat aku bertemu dengan AP, tahulah aku bahwa aku tidak tertarik
padanya, dan nampaknya dia juga. Dan pertemuan itu menurutku menjadi pertemuan
yang membosankan. Dan aku berharap segera berakhir.
Beberapa hari kemudian aku di kuliahi sepupuku tentang
pasangan hidup. Intinya sih kita gak boleh melihat rupa, carilah yang hatinya
baik (dan kantongnya baik juga). Aku tidak bercerita tentang AR. Karna
sepupukupun tidak pernah bertanya tentang hubunganku dengan pria lain. Dia
menganggap aku tidak memiliki hubungan dengan pria manapun. Dia gak pernah
bertanya apakah aku bahagia? Dia tidak pernah bertanya apakah aku sedang jatuh
cinta atau sedang patah hati? Jadi selama tidak ditanyakan aku diam saja. Dan
setelah dikuliahi gitu aku belajar untuk mengenal AP lebih baik lagi. Aku
berdoa pada Tuhan, jika kami dipertemukan lagi, aku akan bersikap lebih baik
lagi daripada sebelumnya. Tapi ternyata semua tidak sesuai harapan lagi. Aku
sudah berusaha menjalin dahulu, tapi responnya datar-datar saja. Satu hal yang
aku doakan adalah AP datang ke rumahku untuk bernatalan, dan aku berharap kali
ini doaku terkabul, ada pria spesial datang Natalan kerumahku. Aku sudah
siapkan segalanya. Kue-kue, minuman, membersihkan rumah, bersiap-siap selalu.
Hal yang tidak pernah aku lakukan dari tahun-tahun sebelumnya. Karna aku slalu
tahu tidak pernah ada yang datang di hari Natal maka aku cuek-cuek saja. Apakah
itu temanku atau saudaraku. Maka tidak jarang kue-kue yang pernah kami siapkan
habis dimakan oleh aku dan kakakku saja. Tapi entah karna AP, maka kakakku
membeli kue-kue tersebut, kami merasa bahwa Natal tahun ini akan menjadi Natal
yang spesial,yaitu adanya tamu yang datang.
Saat Natal kantor, kunci motor AR hilang. Kebetulan dia sedang
ada pelayanan di tempat lain, maka dia menitipkan kuncinya jika aku
menemukannya. Dan benar saja, entah gimana temenku bisa menitipkan kuncinya
padaku. Akhirnya kuncinya aku pegang. Dan tgl 24 Desember dia mengajakku
ketemuan di kantor untuk ambil kuncinya dan setelah itu katanya dia mau ajak
aku ke Sevel. Kami janjian jam 12 siang, tapi paginya entah apa yang menyulutku
untuk tiba-tiba berharap dia bisa menemaniku malam Natal di gerejaku. Dan dia
menolak karna dengan alasan sudah ada janji dengan temannya jam 4 sore. Wah aku
tiba-tiba merasa sangat marah dan membatalkan pertemuannya. Dia telpon aku
berulang-ulang kali aku tidak angkat, dia sms aku gak balas. Sungguh aku marah,
sedih, kecewa dsb. Aku merasa Tuhan memberikanku Malam Natal yang jauh lebih menyedihkan
malam itu. Setelah agak sore, aku barulah sms dia dan mengungkapkan segala
uneg-unegku kepadanya, intinya aku masih marah. Dan dia barulah membalas smsku
dengan bertanya,”Kenapa harus marah? Tapi klo gue sudah menyakiti perasaanmu,
gue minta maaf.” Seketika aku merasa bersalah. Dan dia bisa juga ambil motornya
tapi gak bisa isi bensin karna kunci serepnya beda, gak ada kunci jok. Sebelum
ibadah berlangsung aku sms dia, telp dia mau tahu keadaannya, tapi gak diangkat
dan gak dibalas. Dan selama ibadah Malam Natal, aku hanya berdoa untuk dia yang
mau memaafkanku yang sudah kekanak-kanakan dan egois ini, aku bilang pada Tuhan
kalau aku tidak mau kehilangan dia, aku gak mau dia pergi dari hidupku.
Selesai ibadah, saat aku berjalan pulang, smsku masuk
darinya membalas smsku tadi. Gak tunggu lama-lama aku langsung menelponnya. Dan
sejenak dia berbicara menjelaskan padaku dan hal pertama yang aku katakan
adalah,”Maafkan aku..”berulang-ulang. Dan akhirnya menjadi percakapan yang
menyenangkan. Dia bilang akan keluar kota besoknya, makanya dia ajak ketemuan
hari ini karna hanya hari itu sajalah dia lowong, dan akhir kata dialah yang
mengucapkan Merry Christmas pertama kalinya. Aku lega sekali. Dan walaupun
bukan menjadi Malam Natal yang kuharapkan, tapi menjadi Malam Natal yang
mengesankan.
Setelah peristiwa itu aku tidak memikirkannya lagi. Aku
konsen dengan AP. Dan masih berdoa dan berharap dia menemuiku di rumah ini.
Tapi dia tidak kunjung datang jua. Tgl 28 Desember malam, AR sms aku dan ajak
ketemuan besok, dan dia mau ajak aku jalan-jalan. What a surprise! Aku gak
kepikiran kalau AR akan menemuiku lagi, mau ke rumahku dan mengajak
jalan-jalan! Apa dia sudah lupa kemarin aku sudah membuatnya marah gak
ketulungan dengan sikapku yang konyol? Tapi aku iyakan saja. Dan aku hanya bisa
berdoa agar esok menjadi hari yang tak terlupakan.
Tgl 29 Desember, datanglah dia ke rumahku. Hari itu dia rapi
sekali. Memakai kemeja lengan panjang digulung setengah warna garis-garis hitam
abu-abu, dengan jeans birunya. He looks nice! Akhirnya kami pergi dan entah
kenapa saat aku tahu dia tidak ada rencana kemana mengajakku selain ke Sevel,
aku mengajaknya menemaniku ke makam, ziarah ke makam papaku, mamaku dan
abangku. Ada hal berbeda saat aku menginjak tempat itu bersamanya. Hal yang
sudah lama aku rindukan, ingin berziarah ditemani seseorang, bukan sendirian
lagi, dan aku senang dialah orangnya. Dia sangat sabar menungguku, menemaniku
malah sempat dia seperti mengenalkan dirinya kepada papaku, tapi aku langsung
ledekin dia karna bicara di kuburan. Tapi aku senang dia melakukannya.
Pemandangan selama perjalanan dari rumahku ke makam dan sebaliknya sungguh
menyenangkan, mengesankan dan bagus sekali, memang cocok disebut jalan-jalan.
Terakhir kali kami berhenti di Sevel, setelah berhenti berkali-kali di tempat
makan, kami mengabadikan dengan berfoto berdua. Hari itu menjadi hari yang tak
akan kulupakan. Tuhan sudah memberikan hari yang terbaik untuk kami berdua
nikmati. Aku gak tau apa jadinya jika Malam Natal kemarin kami jadi bertemu,
mungkin kami tidak akan pergi ke makam. Mungkin saja dia datang hari itu karna
hanya bertujuan untuk ambil kunci motor, tapi Tuhan menggerakkan hatinya untuk
lebih hanya sekedar mengambil kunci motor. Dan bagiku pribadi tidak ada yang
kebetulan, bagiku semua ini memang sudah seturut kehendakNya. Aku percaya waktu
yang diberikan untuk kita bertemu ya di hari itu, bukan di malam natal. Malamnya
aku sangat mengucap syukur, karna pertama Tuhan sudah membuat dia kembali
kepadaku, mengirimkan dia ke rumahku, memberikan momen yang terbaik sebelum
2012 ini berlalu. Walau bukan persis seperti yang aku inginkan, tapi DIA
memberikan lebih dari yang aku pikirkan. Waktu malam Natal aku memang merasa
lega setelah dia memaafkanku, tapi aku gak pernah kepikiran untuk dia mau
mengajakku jalan-jalan. Dan kocaknya aku mendoakan AP yang datang kerumah, tapi
justru AR yang datang. Tuhan sudah membrikan jalanNya untuk kami bisa bersama.
Dan inilah yang membuat tahun 2012 akhirnya aku tutup dengan bahagia. Sempat
aku tanyakan padanya,”Mengapa loe mau datang lagi? Aku sudah berpikir loe tuh
udah ilfil sama gue.” Dia menjawab,”Iya. Aku emang sempat ilfil sama loe.
Ternyata loe tuh sangat childish. Tapi
setelah gue pikir-pikir lagi, ada kalanya tiap orang muncul sifat kekanak-kanakannya,
dan ada rasa ingin diperhatikan lebih dari yang lain. Dan gue akhirnya mengerti
akan hal itu.” Aku hanya bisa diam mendengar dia bicara seperti itu. Sungguh
menohok hatiku.
Hingga memasuki tahun 2013, jelas sudah AP tidak ingin
berhubungan lebih lagi denganku. Aku sungguh kecewa, karna aku sudah berusaha
ingin menerimanya, tapi dia sendiri tidak mau menerimaku apa adanya. Dia tidak
ingin mengenalku lebih dekat. It’s ok! Aku percaya Tuhan akan memberikan yang
terbaik untukku. Doaku adalah pria yang spesial yang sudah disiapkanNya akan
didekatkannya lebih lagi. Sedangkan AP semakin menjauh, AR semakin mendekat.
Satu hal yang kulakukan di tahun 2013 adalah mengunjunginya
di gerejanya saat dia bertugas menjadi worship leader. Dia awalnya pesimis aku
mau datang, tapi aku buktikan aku mau datang. Dan sungguh menakjubkan
ternyata dia bahagia skali saat aku
datang dan dia langsung mengenalkanku pada semua teman-temannya. Rasanya dia
bangga sekali mengenalkanku, tapi aku yang menjadi jengah. Sepertinya dia tidak
pernah mengajak cewek untuk beribadah ke gerejanya, jadi saat aku datang semua
heboh. Aku sangat bangga melihatnya menjadi worship leader. Hari itu aku sekali
lagi menjadi orang yang berbahagia. Apa yang menjadi harapanku 15 tahun yg lalu
hampir terwujud. Dialah sang worship leader yang aku doakan itu. Aku berharap
kebersamaan ini, kebahagiaan ini tidak berakhir disini. Selalu ada kebahagiaan
setiap bersamanya, dan aku berharap dia merasakan hal yang sama.
Jika selama ini aku menanti-nantikan special gift itu, Tuhan menjawabnya dengan cara yang berbeda, jauh
melebihi apa yang kita doakan. Dialah special
gift dari Tuhan. Aku mengucap syukur untuk dirinya. Aku mengucap syukur
untuk segala momen yang sudah kami lewati maupun yang akan kami lewati. Kiranya
Tuhan memberkati hubungan kami berdua, sehingga kami bukan hanya sekedar
bersatu, tapi kami sama-sama bisa menjadi berkat bagi orang lain. Melalui kami,
biarlah nama Tuhan dimuliakan.
Terakhir kali kami bersama jumat kemarin, kami bersama-sama
menghadiri undangan ibadah dari teman kami. Setelah khotbah, kami diminta untuk
membuat lingkaran terdiri dari 5 orang dan berdoa sambil bergandengan tangan.
Aku berada di sebelahnya. Bagiku pribadi, inilah saatnya mendoakannya. Tapi aku
gak tahu mau mendoakan bagaimana, tapi aku tahu Tuhan mengetahui isi hatiku
saat itu. Dan aku hanya mendengarkan dia berdoa walau tidak begitu jelas, tapi
aku merasakan dia mendoakanku juga, karna ada beberapa kali dia sempat
menggenggam tanganku lebih erat. Saat itu yang ada di benakku hanyalah,
“Tuhan..seperti inilah yang aku rindukan sejak dulu. Berdoa bersama, beribadah
bareng, bernyanyi bersama, saling menopang bersama pasangan hidupku. Indah
sekali. Semoga dialah pria yang kutunggu-tunggu itu. Semoga dialah special gift dari Tuhan untuk selama
sisa hidupku ini. Amin.