Senin, 14 Mei 2012

SPECIAL FOR YOU


“Tuhan menjadikan segala sesuatunya indah pada waktunya.”
Mungkin ayat yg terkenal ini yang cocok untuk menjadi ayat bulan ini, khususnya bagiku yang merasakan secara langsung penyertaan Tuhan di bulan ini, di tahun ini, di umur yg baru ini.

Sudah lama aku tidak pernah merasakan perayaan ulangtahun diri sendiri. Selama ini aku selalu menghadiri perayaan ulangtahun orang lain. Apa yang dulu menjadi tradisi dalam keluargaku sejak kecil hilang setelah kedua orangtua tersayang “pindah rumah” ke surga. Perayaan yang terakhir adalah merayakan ulangtahun alm abangku di bulan Juli tahun 2008. Dan sekaligus merupakan perayaan ulangtahun yang terakhir baginya.

“Make a wish..” inilah kata-kata wajib yang selalu menyertai tiap momen bersejarah ini. Dan tanpa sadar sudah berkali-kali ulangtahun aku mengucapkan permohonan, doa yang itu-itu aja. Dan lebih parahnya adalah saat setiap hari H nya belum terjawab juga. Setahun make a wish, tp hasilnya tetap sama.

Tiap tahun selalu berharap, selalu sensitif apalagi jika orang yg diharapkan melupakan hari yang bersejarah buatku ini. Alhasil, ulangtahun selalu menjadi momen paling sedih dan sepertinya tidak pernah berujung bahagia.

Sempat aku tidak memperdulikan hari bersejarahku ini.Kupikir aku akan semakin baik-baik saja, tapi ternyata tetap saja tidak ada bedanya. Buntut-buntutnya, hanya menitikkan airmata saat hari akan berakhir, merasakan kepedihan atas doa yang belum terjawab juga.

Sahabatku selalu mengingatkanku,”Count your blessing.” Hitung berkatmu. Jangan hitung kepedihanmu. Dan daripada menyakiti diri sendiri, lebih baik mengucap syukur. Saat itu hati berontak, bagaimana aku bersyukur disaat semuanya mengecewakan? Apakah aku akan berakhir malu seperti ini? 

Namun “suara” itu menghiburku dan menuntunku untuk melakukan hal yang sebelumnya tidak pernah kulakukan selama bertahun-tahun sebelumnya. Setelah aku bergumul dan memastikan, akhirnya kusampaikan kepada keluarga untuk rencanaku mengadakan ucapan syukur pada hari ulangtahunku. Kebetulan karna jatuh hari sabtu, yang dimana aku yakin menjadi hari yang tepat. Tidak putus-putusnya aku berdoa. Aku tidak meminta undangan banyak-banyak. Yang kubutuhkan ketulusan dari teman-temanku. Maka aku hanya mengundang yang bagiku selama ini sudah memberikan dukungan doa dan semangat. Dan sungguh aku bersyukur, karna saat aku “terpaksa” memilih teman-teman yg akan kuundang, ternyata sungguh sulit sekali karna banyak sekali. Sebenarnya aku ingin mengundang mereka semua, tp karna keterbatasan segalanya, maka aku hanya memilih orang-orang yang aku merasakan kedekatan secara emosional. Dan bagiku mungkin lebih mudah menjaring teman saat kita bahagia daripada saat kedukaan. Jadi aku sangat optimis bahwa semua temanku yang berjumlah 10 orang akan hadir semua.

Ternyata harapan tidak sesuai kenyataan. Beberapa yang aku mengira selama ini dekat, ternyata tidak datang bahkan tidak mengucapkan sama sekali entah apa alasannya. Ternyata walaupun akan berpesta, aku masih harus menangis untuk beberapa kali. Sempat ingin mundur, tapi kakak terkasih menyemangatiku, sahabat-sahabatku juga mengatakan,”Mau berapapun yg hadir, yang penting Tuhan Yesus hadir.” Akhirnya semua dapat terjadi oleh anugrahNya.

Terkadang hal kecil yang terjadi dipandang manusia sebagai suatu penghalang, namun dirobah oleh Tuhan sebagai jalan untuk menggenapi rencanaNya. Apa yang aku alami pada malam itu sungguh-sungguh oleh kebaikanNya. Dari hal terkecil hingga yg besar DIA perhatikan.
Teman yang awalnya batal untuk datang tiba-tiba hadir. Ada 3 orang yang tidak dapat datang, 3 orang pula yang tidak diundang tiba-tiba hadir. Salah satunya teman dekatku dulu saat pelayanan di gereja saat masih kuliah. Kurang lebih 10thn aku tidak pernah bertemu dengannya. Dan ajaibnya saat itu, salah satu teman yang kuundang bertemu dengannya. Dia bertanya kabar tentang diriku dan temanku langsung mengajaknya tentu dengan seizinku. Sungguh mengejutkan, tapi aku bahagia karna akhirnya semua temanku lengkap hadir bersama denganku.

Doa dan harapanku dapat melewatkan hari berbahagia ini bersama orang spesial, tapi ternyata Tuhan memberikanku banyak sekali orang spesial. Maka saat acara ibadah berakhir, aku sampai tidak dapat berkata apa-apa. Sampai malamnyapun aku tidak bisa mengucapkan apa-apa selain,”Terima kasih Tuhan..” berulang-ulang. Sungguh Tuhan sudah menggantikan dukaku dengan sukacita yang berlimpah. Malam itu aku merasa menjadi orang yang paling berbahagia sekali. Rasanya aku ingin waktu berhenti dan tak pernah bergerak. Dan bagiku saat itu adalah saat paling sempurnaku.
Mendengar refleksi temanku terkasih sungguh menguatkan dan menghibur. Yang diambil dari akronim namaku, sungguh sangat unik. Belum lagi saat seharusnya tidak ada acara peniupan lilin, karna kami tidak menyiapkan kue, tapi Tuhan mengirim salah seorang temanku membawa kue. Walau itu adalah bolu gulung, tapi akhirnya menjadi acara tiup lilin yang paling menyenangkan.

Temanku terkasih mengutip dari buku karangan Paulo Coelho, Di tepi sungai piedra aku duduk dan menangis, yang berkata :
“Betapa malangnya orang yang takut mengambil risiko. Mungkin orang ini takkan pernah kecewa; mungkin ia takkan menderita layaknya orang yang mengejar impiannya. Namun ketika orang ini menoleh (dan pada satu titik dalam hidupnya, setiap mnusia pasti akan menoleh kebelakang)ia akan mendengar hatinya berkat,”Apa yang kau lakukan dengan semua mukjizat yang Tuhan berikan dalam hidupmu? Apa yang kau lakukan dengan semua karunia yang Tuhan limpahkan padamu? Ah, betapa malangnya orang-orang yang haus menyadari hal ini. Karena ketika mereka akhirnya percaya pada mukjizat, saat-saat magis dalam hidup mereka telah berlalu.”

Terima kasih Tuhanku, Bapaku, Allahku Yesus..untuk anugrahMu atas teman-teman yang Kau brikan padaku. 35thn bukan sesuatu yang memalukan, karna aku percaya Tuhan selalu berada disisiku menuntun masa depanku yang cerah dan penuh harapan dan damai sejahtera. Terpujilah Engkau. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar