Selasa, 25 Oktober 2011

SALATIGA DALAM KENANGAN (2)

Jam 10 pagi kami dijemput. Dan rombongan kamipun bertambah. Ada Echa, Panjoel, Caca. Tujuan pertama kami adalah ke rumah alm temen Evi di beringin. Kami bertamu bertemu dengan orangtua dan adik almarhum. Sungguh rumah yang Jawanis, adem dan masih bener-bener natural. Seperti saat aku ke toiletnya, sampai bingung mencari dimana letak keran, dan ternyata tidak ada keran!! Selama di kamar mandi ditemani alunan angin sepoi-sepoi dan daun-daun yang berguguran..hahaha..

Maksud hati ingin segera melanjutkan perjalanan kami yg masih banyak dan jauh, tapi tak dinyana mereka sudah mempersiapkan makan siang. Lauk pauknya sangat banyak. Ada sayur daun pepaya yang diberi bumbu cabe merah, tapi tidak pedas dan anehnya tidak pahit. Lalu ada daging sapi dibumbui seperti gudeg gitu, lalu ada ikan goreng, kerupuk, sop..saking banyaknya aku lupa ada apa lagi, ada buah semangka yang merah-meranum. Lebih serunya lagi kami makan sambil lesehan. Benar-benar makan siang yang lezat. Walau agak sungkan karena aku tidak biasa makan lesehan, tapi nikmat juga. Thank God! Sebelum pulang kami berdoa dulu.

Perut kenyang dan perjalananpun dilanjutkan ke kampus Satyawacana. Akhirnya aku menjejakkan kakiku di kampus ini. Seketika tirai kenangan terbuka. Aku seperti merasakan kehadiran mama dan papaku saat itu. Aku berfoto didepan nama kampus, walaupun mereka semua malu karna aku senorak itu, tapi ini memang janjiku akan berfoto didepannya. Bodo amat sama orang-orang, aku tidak kenal mereka kok..:)) Habis itu aku MMS bang Justin..no reply, seperti biasa..:((

Kami mengelilingi tapi tidak seluruhnya. Namun aku cukup puas menikmati udara dan suasana kampus itu. Sayang, aku tidak menemukan lagi pohon tempat mereka berdua berfoto. Ntah dimana mereka berfoto, apakah di kampus itu atau di tempat lain..selesai aku bernostalgia dan kita langsung capcus..lanjuuuttt!!!

Next destination..Bandungan dan Goa Maria Kerep Ambarawa!! Karna kami akan menjemput satu temenku Tika namanya, maka formasi dimobil dirubah. Aku duduk depan. Selama dijalan aku gak ngerti mereka ngobrolin apa, karna semuanya memakai bahasa Jawa. Apalagi yang namanya Caca..pusing kepalaku. Dan satu yang aku sadari bahwa jika orang-orang mengatakan selama ini kalau orang jawa itu bicaranya halus-halus, itu salah saudara-saudara. Dan kalau ada yang mengatakan suara paling kencang itu orang batak, lebih salah lagi saudara-saudara, karna sebenernya orang jawa juga tidak kalah kencangnya..HAHAHAHA!!

Sempat hujan turun saat kami diperjalanan, tidak deras sih tapi cukup membuat kami ragu untuk melanjutkan perjalanan. Sang supir sudah memaksa untuk kembali ke kota saja, tapi aku sudah mulai kecewa dan berdoa terus agar hujannya berhenti. Tapi tampaknya tidak ada yang bisa menghentikan si supir, dan aku bisa apa? Hanya tamu, dengan kecewa aku mengikutinya. Belum jauh berbalik, dia putar balik lagi kembali ke arah Bandungan. Aku kaget dan saat kutanya, dia hanya mengatakan, “Berharap disana tidak hujan.” Dan puji Tuhan semakin kesana semakin kering, tidak hujan, cuacapun cerah lagi walau agak mendung. Akhirnya aku bisa menikmati pemandangan indah yang kami lewati dari jendela mobilku. Wah..bener-bener bagus, sayang agak susah untuk memotretnya, ditambah dengan Ariz membawa mobilnya kencang sekali. Tapi aku tetap bisa menikmatinya. Dan bersyukur Ariz putar balik kembali.

Kami tiba di Bandungan. Aku dibelikan gemblong cotot alias gemblong goreng, rasanya enak seperti ubi goreng. Slama ini aku hanya tahu gemblong yang dilumuri gula merah. Lalu kami beli klengkeng, lumayan besar-besar, tapi harganya sama saja dengan di Jakarta. Tiba-tiba berubah rencana. Mereka mengajak ke Candi Gedong Songo. Aku baru teringat Lena mengatakan padaku sebelum pergi untuk mengunjungi tempat wisata ini. Dan pucuk dicinta ulam tiba, benar sampai disana. Udaranya mulai berbeda, mirip udara puncak gitu. Mobil kami seperti naik gunung saja, klo arah datang sebelah kiri lereng curam, sebelah kanan tebing dan pohon-pohon. Entah sampai ketinggian berapa, akhirnya kami tiba juga. Dan rupanya Candinya itu jaraknya satu dan lain jauh juga. Dan membutuhkan seharian penuh untuk bisa mencapai Candi Songo (ke-9) tapi karna kami tdk ada yg mempersiapkan diri untuk ke atas, maka kami hanya sampai Candi Siji (ke-1) dan kebetulan disitu viewnya sangat bagus dan mulailah bernarsis2 ria..saat mataku memandang jauh ke arah gunung dan lereng itu, hatiku berbisik, ”And I think to myself..what a wonderful world!!”

Turun dari sana, sudah senja. Akhirnya kami menuju Goa Maria Kerep Ambarawa. Dan kami tiba saat makan malam. Disini banyak sekali dijual sate daging kelinci. Tidak semua makan daging kelinci. Aku selalu ingin explore tiap ada makanan baru, dan aku merasakannya..hmm..tidak jauh beda spt ayam, hanya lebih garing. Ntahlah benar daging kelinci atau tidak.
Ternyata disini buka 24 jam. Jadi semakin malam, tempat ini tidak tutup sama sekali. Mungkin mirip seperti Gereja Kathedral di Jakarta. Hanya disini diudara terbuka. Dan tidak menutup kemungkinan diluar kristen/katholik boleh ke tempat ini, karna memang terbuka untuk umum dan gratis. Saat kami tiba di depan lukisan Yesus dan Maria, kami semua berbaris kesamping duduk berdoa.

Angin sangat kencang dan dingin. Ada atmosfir yang beda ditempat itu, memang dikhususkan untuk berdoa. Aku mulai menundukkan kepalaku dan melipat tanganku, semenit kemudian sebening airmata hangat jatuh di pipiku. Tiba-tiba aku merindukan seseorang, seseorang yang kuharapkan dan kunantikan sejak dulu. Seperti film segalanya flash back, semua wajah muncul, semua wajah yang kucintai, semua wajah yang kuingat dan masih kuingat, semua wajah yang kubenci dan yang menyakitiku, semua wajah yang sudah tak dapat kulihat lagi. Dari antara semuanya aku merindukan satu wajah, yang aku belum menemukannya tapi aku sudah merindukannya, wajah yang aku nantikan selama ini, wajah yang aku butuhkan untuk dapat memandangku dengan sayang mengatakan bahwa,”Semuanya akan baik-baik saja.” Sekali lagi aku hanya bisa menundukkan kepalaku dan menangis tergugu. Aku berharap, sejauh ini aku datang dan berdoa ditempat ini akan memberikanku hikmat dan jawaban doaku selama ini. Amin.

Ada kelegaan berdoa disitu. Sampai saat ini aku malah sudah terpikir ingin dapat berdoa disitu saat malam tahun baru ini. Tapi aku juga belum berani memikirkan rencana ini. Setelah puas berfoto-foto walau akhirnya hanya aku yang niat berfoto, dan walaupun remang-remang, tapi aku puas. Nampak pemandangan dibawah itu kota salatiga dengan lampu-lampunya yang bagus sekali. Sayang susah untuk difoto, karena sangat gelap. Kamipun kembali ke kota salatiga.

Next...karaoke time!! Saatnya gila-gilaan. Happy Puppy sedang penuh, tapi beruntung juga kami mendapat tempat walau small tapi boleh masuk dengan ditambah charge tentunya Rp.5.000,-/jam. Dua jam kami menyanyi sampai serak-serak, dari lagu galau, sedih, gembira, dangdut, semua dicoba. Sangat menyenangkan. Dulu pernah juga karaoke saat temenku resign. Karaoke rame-rame, tapi tidak serame ini. Bener-bener gila. Hanya Evi yang kalem. Tapi aku tak peduli, aku memang suka menyanyi dan kami semua menyanyi seperti orang gila, biarpun suara sudah habis tetep aja teriak2 dana tidak peduli. Unforgettable moment..!!

Cacaa harus pulang duluan. Dan tidak terasa sudah tengah malam, sedangkan besoknya kami masih harus melanjutkan perjalanan, dan ini adalah malam terakhir kami di salatiga. Selesai karaoke, Echa kebetulan ingin ikut menginap di hotel bersama kami, jadi kami kerumahnya dulu menunggunya mengambil barang-barang. Sebelum tiba di hotel, kami mencari Wedang Ronde. Minuman khas Salatiga. Sekali lagi aku melihat kota mati walau malam minggu. Dan akhirnya kami menemukannya di emperan toko dan satu-satunya. Kami minum wedang ronde sambil lesehan. Nikmatnyaaaa!!! Suara yang serakpun kembali seperti sediakala. Sudah jam 01.00 saat kami kembali ke hotel. Badanku penat, tapi hatiku senang. Terima kasih Tuhan untuk hari yang indah...^_^ Semoga hari terakhir besok lebih menyenangkan lagi. Selamat malam salatiga..

2 komentar: