Jumat, 31 Desember 2010

Catatan di akhir 2010


Tinggal beberapa jam lagi tahun 2010 akan berakhir, dan aku baru menulis lagi. Dikarenakan begitu banyaknya yang harus kulakukan di hari yang lalu, maka sangat sulitlah kesempatan menulis kudapatkan. Dimana juga kondisi emosiku yang kurang stabil akhir-akhir ini, maka aku tidak akan bisa konsentrasi menuliskan apa yang ada dibenakku.
Tapi karena kurang afdol rasanya jika pada penutupan tahun tidak ada kata-kata yang aku sampaikan, maka aku menyempatkan untuk menuliskan perasaanku di akhir tahun ini.

Ternyata tidak ada berubah. Setidaknya belum ada yang berubah maksudku. Suasana tetap ramai, macet, berisik dengan suara terompet yang dikumandangkan asal-asalan oleh anak-anak kecil. Dan yang paling tidak (belum) berubah aku masih tetap jomblo. Entah apakah harus disyukuri, karena ajaran Tuhan Yesus mengatakan agar kita selalu bersyukur dalam segala keadaan kita. Tapi jujur aku tidak bersyukur sepenuh hati di malam tahun baru ini.

Selain masih jomblo, malam ini adalah malam yang mengharukan bagiku pribadi dengan ketidakhadiran abang sulungku tercinta yang sudah merayakan hari barunya bersama-sama dengan malaikat di surga. 

31 Desember 2009, adalah saat terakhir aku dan keluarga berkunjung ke rumahnya yang sepi. Tidak ada siapapun selain dirinya dan pembantu. Semua anaknya dan istrinya sedang beribadah malam tahun baru di gereja. Aku masih mengingatnya, aku melihatnya tergolek lemas tak berdaya, tapi dia masih bisa melihat kami adik-adiknya datang menjenguknya. Malam itu aku yang berdoa. Tidak ada yang dapat bertahan berdoa baginya kecuali diriku, mungkin juga karena aku adik paling kecil yang tidak mungkin menolak amanat untuk pimpin doa. Aku dapat melakukan dengan mulus, sedangkan kakak iparku mulai menangis. Tapi abang sulungku tercinta, dengan datar hanya mengatakan,”Baik-baiklah kalian ya..”

Dalam perjalanan pulang saat mobil kami melewati jalan layang tol, banyak orang-orang berkerumun dan memberhentikan mobilnya hanya untuk menikmati kembang api yang sedang dipancarkan dimana-mana. Mobil kami berjalan perlahan, dan aku melihat kembang api itu, ternyata sudah masuk tahun 2010, sekonyong-konyong hatiku sedih bukan kepalang. Di jok belakang mobilku, aku duduk sendirian dalam gelap sambil memandangi kembang api itu aku menangis sedih. Aku tiba-tiba merasakan bahwa thn 2010 akan menjadi tahun yang berat bagi kami. Aku teringat abang sulungku tercinta, dan aku sudah merasakan bahwa saat itu adalah malam tahun baru yang terakhir baginya di dunia ini. Tapi aku tetap berdoa untuk kesembuhan dirinya.

Sekarang sudah di penghujung tahun 2010. Apa yang aku rasakan di awal thn 2010 memang benar terjadi. Abang sulungku tercinta mendahului kami di pertengahan thn 2010 yaitu akhir bulan April dimana seharusnya jika ini adalah negara Eropa, dia pergi saat di musim semi, musim yang paling indah. 

Ada kelegaan juga saat dia pergi, karena kami percaya itu adalah yang terbaik baginya. Tapi tetap saja yang namanya kepergian orang yang dicintai itu selalu menyakitkan dan membekas dalam hingga sekarang. Sehingga sisa dari thn 2010, sedikit banyak aku mendedikasikan perasaanku untuk abang sulungku tercinta melalui tulisan, video dan sebagainya.

Dan kini aku masih disini, berdiri sendiri tanpa seseorang disampingku. Tadinya aku masih berharap akan mendapatkan Mujizat Natal bagi diriku sendiri. Tapi tampaknya thn 2010 ini akan berlalu sama seperti tahun-tahun sebelumnya.  

Aku tidak tahu akan bersikap bagaimana malam ini. Sebagai orang beriman, aku masih menaruh harapanku bahwa DIA akan menolongku dan menyelamatkan mukaku. Begitu banyak mujizat yang aku sudah rasakan, aku dapatkan, tapi belum ada yang berkenaan dengan hal pasangan hidupku. Aku dikaruniakan mendoakan orang lain dan mereka mendapatkannya, aku dikaruniakan mimpi tentang orang lain dan terjadi. Tapi belum ada yang terjadi untuk diriku sendiri.

Tahun 2010 ini beberapa sahabat memberi kabar akan melangsungkan pernikahannya di tahun 2011. Dan jujur aku tidak sanggup jika harus menghadirinya sendiri lagi. Semua orang bilang, “Persetan dgn semua itu, emang lo mau menikah asal-asalan? Emang lo kira menikah itu enak?”
Aku tahu banyak hal yang dapat kupelajari melalui pernikahan teman-temanku, abang-abangku dll. Tapi aku juga tidak sependapat untuk selibat, menghabiskan hidup  sendirian. Pemikiran macam apa itu? Tetap saja manusia itu memerlukan orang lain. Setegar-tegarnya orang, dia pasti memerlukan orang lain. Dan aku adalah salah satunya. Aku capek berdiri sendiri, aku capek menanggung beban sendiri.

Keinginanku sederhana. Aku ingin menikah dengan orang yang mencintaiMu. Karena orang yang mencintaiMu sungguh-sungguh, pasti mencintai diriku apa adanya dan aku juga mencintainya apa adanya. Kenyataan yang sering kualami adalah, dimana datang beberapa pria mendekatiku dan tidak lama kemudian bukannya semakin jelas malah semakin aneh. Aku tidak butuh banyak pria yang mendekatiku jika tidak ada yang jelas. Aku hanya butuh satu orang saja yang jelas tujuannya, tulus dan baik hati.

Doa ini sudah menduduki peringkat pertama selama hampir satu dekade. Karena selama  itulah aku berjalan sendirian. Dan mungkin malam ini aku tidak akan menaroh hal ini di tingkat paling atas lagi dalam doa malam tahun baruku walaupun aku tidak dapat membohongi Sang Maha Kuasa. 

Mungkin akan lebih ringan beban ini jika malam ini aku melewatkan dengan bersyukur saja atas yang aku alami selama thn 2010 ini dan memohon bimbingan dan perlindungan Tuhan di 2011, setelahnya aku akan membaca buku-buku yang baru saja kubeli kemarin lalu tidur dengan damai.

Selamat Tinggal 2010 & Selamat Datang 2011.. semoga impian itu akan menjadi kenyataan dan menjadi pembuka yang manis di awal tahun 2011...mari kita yang percaya katakan Amin!!

1 komentar:

  1. amiiiinn...
    "to everything there is a reason and the time to every purpose under heaven"

    mari mengawali tahun yg baru dengan berburu cowok ... hehehehee.. :P

    BalasHapus