Sabtu, 18 September 2010

Aku dan masa kecilku


Pagi pukul enam tiga puluh tiga tahun yang lalu di awal bulan Mei yang cerah, lahirlah aku ke dunia ini. Bayi perempuan yang didambakan sejak lama, setelah hadirnya tiga pangeran munculah sang puteri. Diberi nama Desiree sesuai artinya yang dalam bahasa Perancis, keinginan atau yang diinginkan. Kedatanganku ke dunia ini membawakan sukacita dalam keluargaku saat itu (begitulah mereka menceritakannya padaku). Akhirnya aku tumbuh menjadi anak yang manja dan dimanjakan oleh kedua orangtuaku terlebih papaku.

Tiap papaku pulang kantor beliau selalu membawakan snack yang selalu dibagikan di kantornya setiap pagi. Dan rupanya papaku rela tidak memakan snack tersebut demi menyimpankannya untukku. Jika aku belum pulang dari sekolah (saat itu aku duduk di bangku SD dan sekolah siang) dia akan menyimpan kue-kue tersebut dalam lemari bukunya dan menguncinya! Sehingga tidak ada seorangpun yang bisa mengambil tanpa sepengetahuannya termasuk istrinya yang tak lain mamaku. Dan saat aku sudah memasuki gang depan rumah (dulu aku ikut mobil jemputan atau naik becak) aku melihat papa sudah menanti di depan rumah dengan setelan kaos kutang dan celana pendek putihnya. Alamaakk!! Entah kenapa aku malu saat dia menyambutku menolongku turun lalu dia mencium pipiku didepan teman-temanku yang sudah menyorakiku,"manja..manja" ada juga yang hanya memandangi kami. Tapi papa tidak peduli walau orang yang lewatpun senyum-senyum melihat kami. Lalu saat masuk ke dalam, dengan bangga papa mempersembahkan kue yang disimpannya. Terkadang sebenarnya aku tidak terlalu suka menu kue saat itu, tapi aku terima saja. Setelah itu ketiga abangku langsung membujukku untuk membagikan kueku untuk mereka.

Bukan hanya di rumah saja papa memanjakanku, juga di sekolah. Aku adalah murid paling lama yang ditinggalkan orangtuanya. Aku sangat takut sekali saat masuk sekolah, dan tak henti-hentinya aku melihat keluar apakah mamaku atau papaku masih ada diluar? Padahal teman-temanku yang lain hanya diantar dan ditinggal lalu dijemput sorenya. Tapi aku sama sekali tidak mau ditinggal, dan akhirnya dari senin sampai jumat mamaku yang menungguiku, saat aku istirahat beliau ada menungguku dengan bekal makananku sehingga aku tidak usah jajan. Mamaku adalah seorang guru bahasa Inggris di SMEA. Sering aku bertanya bagaimana mama bisa mengatur jadwal mengajarnya dengan menungguiku di sekolah? Karena tiap aku istirahat atau pulang mama selalu ada. Aku rasa mama dan guruku bekerjasama membohongiku. Karena pernah aku keluar ke toilet dan aku tidak mendapati mama diluar, ibu guruku hanya mengatakan, "Desiree, mama sedang ke pasar sebentar ya.." begitulah setiap hari. Dan jika hari sabtu papaku yang menungguiku. Dengan sabarnya dia menungguiku sambil membaca buku.

Tidak heran teman-temanku yang laki-laki di kelas selalu mengerjaiku, karena mereka tahu aku anak manja. Dan jika aku diganggu, langsung malamnya aku melapor pada papaku dan besoknya papaku langsung menghampiri teman yang menggangguku,"Jangan ganggu putri saya ya.." dan temanku bukannya kapok tapi malah tambah menggodaku. Tapi sejak aku ikut mobil jemputan, aku tidak takut ditinggal lagi, aku bisa bergaul dengan teman-teman yang lain. Makin lama aku makin berani.
Aku punya sahabat. Kami duduk sebangku, main bersama, makan bersama. Namanya Emiria, rambutnya yang panjang selalu dikepang satu, dia sangat baik dan pemalu, mungkin karena dia tidak bisa menyebutkan huruf R sehingga teman-teman sering menggodanya,"Cadel..cadel..". Dia adalah sahabatku sejak di bangku kelas 1 sampai 6. Kami diharuskan membawa botol air minum masing-masing. Dan pernah saat aku sedang ingin minum, ada teman pria yang tidak sengaja menyenggolku sehingga isi botol air minumku tumpah semua. Bukannya minta maaf, dia malah pergi begitu saja. Lalu datang Emiria membagi air minumnya denganku, dengan tenang dia menuangkan setengah dari miliknya. Sejak saat itu aku memutuskan dia sahabatku.

Saat aku duduk di kelas 3, aku dikursuskan Electone/Organ di Kampung Melayu tiap hari Sabtu jam 8 pagi. Guruku yang pertama tak pernah kulupa Kak Ferina namanya, masih sangat muda mengatakan pada papaku aku sangat berbakat, cepat menangkap pelajaran. Aku ingat hari itu papaku pulang dengan wajah bersinar, lalu membawaku jalan-jalan ke Gramedia, aku diperbolehkan membeli komik Nina, komik terjemahan dari Belanda yang berisi cerita tentang gadis remaja dan masalahnya, ukurannya besar, tipis dan bergambar. Aku sangat senang sekali. Dulu harganya Rp. 1500,- lumayan mahal untuk kantong kami saat itu. Maka papaku hanya bisa menghadiahkan komik itu jika aku Ulang Tahun atau terima raport saja. Dan mungkin hari pertamaku kursus ini adalah hari spesial baginya, karena dia punya impian agar aku menjadi seorang musisi dan ahli bahasa. Namun aku memang menyukai musik, jadi tidak masalah bagiku untuk mengikuti pelajaran yang diberikan.

Belum lama aku diasuh Kak Ferina, aku harus ganti guru entah kenapa, dengan Kak Leslie namanya. Beda dengan Kak Ferina, Kak Leslie ini jauh lebih tua, sudah menikah dan punya anak 1 laki-laki. Aku sangat menyukainya, dengan rambut ikalnya besar-besar sebahu dia sangat cantik yang ditambah dengan make up sehingga tambah cantik saja, lalu badannya seksi, pakaiannya bagus-bagus, dia suka memakai gelang dan kalung emas (tidak tahu beneran/gak)dan parfumnya wangi sekali. Aku melihatnya seperti artis saja. Tapi aku bangga mengatakan,"Itu guruku.." Pernah suatu sabtu, abang-abangku sangat penasaran ingin melihat yang namanya Kak Leslie. Ketiga abangku dan temannya satu orang, mengantarku kursus. Bisa dibayangkan betapa groginya Kak Leslie diperhatikan empat laki-laki..!! hahahahahaha..

Kak Leslie sangat ramah dan sabar mengajari kami semua. Dan berkat beliau juga yang merekomendasikan aku untuk mengikuti konser yang diadakan sekolah musik tersebut. Aku sangat senang sekali. Bayangkan, tampil di konser? Papaku sangat bangga sekali saat tahu aku diikutkan dalam konser yang ditonton banyak orang. Tapi sayang sebelum aku maju konser lagi-lagi aku ganti guru. Namanya Angel, cantik juga tapi penampilannya lebih polos jauh beda dengan Kak Leslie. Tapi aku kurang menyukainya karena Kak Angel sangat keras dalam mengajar, sedangkan aku tak bisa diajarin keras. Sempat menurun prestasiku, padahal aku harus ikut konser. Tapi akhirnya setelah diberikan pengarahan dari abangku dan papaku, dan Kak Leslie juga menyemangatiku maka akhirnya aku berhasil juga tampil dalam konser di Hotel Kartika Candra. Benar-benar pengalaman yang menakjubkan...

 Bersambung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar